Gambar: Uwe Michael Neumann/Shutterstock.com
Jakarta, tvrijakartanews - Suhu stratosfer di atas Kutub Utara sangat dingin, memungkinkan terjadinya kondisi sempurna untuk langit psikedelik yang dipenuhi awan berwarna pelangi.
Awan stratosfer kutub tipe II (PSC) dikenal sebagai salah satu jenis awan terindah di Bumi, muncul di atas Kutub Utara dan Antartika sebagai gumpalan lembut yang bersinar dengan kilauan warna-warni.
Dikenal juga sebagai awan nacreous atau awan induk mutiara, awan ini terbentuk selama musim dingin dan awal musim semi di stratosfer kutub, lapisan atmosfer Bumi kedua terendah, yang biasanya terlalu kering untuk awan. Namun, ketika suhu cukup rendah, lebih rendah dari -78°C (-108,4°F) stratosfer dapat menghasilkan PSC meskipun dalam kondisi kering.
Menurut data terkini dari Sistem Pengamatan Bumi Goddard NASA, suhu stratosfer di wilayah atas Belahan Bumi Utara sudah cukup dingin untuk membentuk PSC Tipe II, dan diperkirakan akan turun lebih jauh lagi pada akhir Januari.
Awan nacreous berada sekitar 20 hingga 30 kilometer (68.500 hingga 100.000 kaki) di atas permukaan bumi ketika uap air dan bahan kimia lainnya di atmosfer membeku menjadi kristal es kecil di udara.
Awan ini biasanya muncul di stratosfer kutub saat matahari terbenam tepat di bawah cakrawala. Berkat kristal es kecilnya yang menyebarkan cahaya dengan cara yang unik, awan langka ini memiliki cahaya yang mencolok dan cemerlang saat terkena sinar matahari. Ketinggiannya yang tinggi, ditambah kelengkungan permukaan Bumi, juga membantu menciptakan pencahayaan yang ideal.
Kadang-kadang, awan nacreous dapat terlihat hingga sejauh selatan Inggris. Namun, awan ini paling umum ditemukan di wilayah kutub selama musim dingin ketika suhu cukup dingin.
Meski indah, PSC dapat memberikan dampak yang kurang diharapkan pada lingkungan Bumi dengan memainkan peran penting dalam pembentukan lubang ozon di Antartika dan Arktik. Awan tersebut mengandung bahan kimia, seperti asam nitrat dan asam sulfat, serta permukaan yang memfasilitasi reaksi kimia, menghasilkan radikal klorin yang menguras ozon.
Kabar baiknya adalah Arktik tidak pernah memiliki lubang ozon yang signifikan dan lapisan ozon Antartika adalah yang paling sehat dalam beberapa dekade.